Blog Archive
- 2010 (1)
- 2009 (4)
-
2008
(47)
- December(7)
-
November(13)
- Esa Hilang Dua Terbilang
- Islam Kuasa Pemersatu
- Tepuk Dada Tanya Selera
- Islam Amerika
- Peribadi Melayu Apakah Beliau?
- Bingkisan Dari Syurga
- Corruptio Optimi Pesima Dalam UMNO
- The Kingdom of Purplaya
- Bangsa Gergasi Kehilangan Bisa
- Fasa Penjajahan Pintar
- Warkah Ahmadinejad Kepada Obama
- Petualang Manusia Nombor Satu
- Alter Ego Melayu
- October(13)
- September(11)
- August(3)
Blog Archive
-
▼
2008
(47)
-
▼
November
(13)
- Esa Hilang Dua Terbilang
- Islam Kuasa Pemersatu
- Tepuk Dada Tanya Selera
- Islam Amerika
- Peribadi Melayu Apakah Beliau?
- Bingkisan Dari Syurga
- Corruptio Optimi Pesima Dalam UMNO
- The Kingdom of Purplaya
- Bangsa Gergasi Kehilangan Bisa
- Fasa Penjajahan Pintar
- Warkah Ahmadinejad Kepada Obama
- Petualang Manusia Nombor Satu
- Alter Ego Melayu
-
▼
November
(13)
About Me
- burujerdi
- Cinta kepada kerabat keluarga Rasulullah dan kasih kepada Tanah Melayu dan Iran. Sangat gembira bila berada di samping kawan-kawan.
My Blog List
-
-
-
Azure DevOps3 years ago
-
Muslihat terkini Anwar Tun pintas dulu4 years ago
-
Real and present DANGER!5 years ago
-
Hendak Kerja, Sertai Armada5 years ago
-
-
Nik Aziz Dalam Kenangan9 years ago
-
-
-
PERGINYA SEORANG LAGI NASIONALIS MELAYU12 years ago
-
Karnival Jom Pancing Pemuda TKP2 201113 years ago
-
Ucapan Presiden UMNO di PAU 200915 years ago
-
Tun Dr Mahathir
""...today the Jews rule this world by proxy. They get others to fight and die for them." - Tun Dr Mahathir Mohamad, describing how Jews get the dumb goyim to fight their wars for them.
Anti Politik Wang
Amerisrael
Ide megalomania peralihan kuasa 16 September sudah lama meninggalkan kita. Ia kini berpindah ke Sarawak untuk mencari sebuah 'kerajaan Pertapaan' baru bagi memperbaharui iltizam dan semangat para pendokongnya. Dari aspek masa, ia tampak elusif dan sebuah ilusi, tetapi ramai yang terliur menunggu saat-saat beraraknya awan mendung, terserlahnya zaman perubahan sementara seluruh sistem mengalami reformasi total.
Kita diwar-warkan tentang kesamarataan, meritokrasi, ketelusan bermikron paling halus, leburnya identiti bangsa dalam sistem keadilan paling manusiawi; ia suatu manifesto sejagat; semacam ex caelis oblatus ( bingkisan dari syurga ). Kita akan menunggu lahirnya biarawan-biarawan baru bagi menabur janji dan memperbaiki nasib agar di kaki langit pada waktu senja ini masih kedapatan cahaya yang memancar.
Di suatu pihak yang lain pula, kita berhadapan dengan bahana 3 'ta' yang semakin mencengkam, menular dan merebak. Bahana tiga 'ta'; harta, tahta dan wanita, khususnya di kalangan para pemimpin orang Melayu. Sudah serik kita mendengar tentang kecelakaan yang menimpa bangsa akibat terjebak dalam hubaya yang menyesatkan ini. Skandal dan gosip kerana wanita, intipan dan penelajangan aib kerana tahta, permusuhan, dendam dan sengketa kerana harta; kesemuanya sedang marak membakar bangsa Melayu hingga menjadi debu. Benarlah kita bukannya malaikat yang tidak bernafsu, benar juga pepatah yang mengatakan 'bumi mana yang tidak ditimpa hujan' dan benar pula ungkapan yang acapkali digunakan untuk bersikap apologetik, 'kita ini manusia biasa'.
Tetapi apakah tidak adanya suatu mekanisme yang boleh menghindarkan kita dari berputar dalam lingkaran ganas ini? Apakah orang Melayu sudah hilang pertimbangan sehingga lupa Tuhan? Kembalikanlah kewarasan dan santuni ketuhanan, bangsa Melayu akan kembali tegak bermaruah.
Kita diwar-warkan tentang kesamarataan, meritokrasi, ketelusan bermikron paling halus, leburnya identiti bangsa dalam sistem keadilan paling manusiawi; ia suatu manifesto sejagat; semacam ex caelis oblatus ( bingkisan dari syurga ). Kita akan menunggu lahirnya biarawan-biarawan baru bagi menabur janji dan memperbaiki nasib agar di kaki langit pada waktu senja ini masih kedapatan cahaya yang memancar.
Di suatu pihak yang lain pula, kita berhadapan dengan bahana 3 'ta' yang semakin mencengkam, menular dan merebak. Bahana tiga 'ta'; harta, tahta dan wanita, khususnya di kalangan para pemimpin orang Melayu. Sudah serik kita mendengar tentang kecelakaan yang menimpa bangsa akibat terjebak dalam hubaya yang menyesatkan ini. Skandal dan gosip kerana wanita, intipan dan penelajangan aib kerana tahta, permusuhan, dendam dan sengketa kerana harta; kesemuanya sedang marak membakar bangsa Melayu hingga menjadi debu. Benarlah kita bukannya malaikat yang tidak bernafsu, benar juga pepatah yang mengatakan 'bumi mana yang tidak ditimpa hujan' dan benar pula ungkapan yang acapkali digunakan untuk bersikap apologetik, 'kita ini manusia biasa'.
Tetapi apakah tidak adanya suatu mekanisme yang boleh menghindarkan kita dari berputar dalam lingkaran ganas ini? Apakah orang Melayu sudah hilang pertimbangan sehingga lupa Tuhan? Kembalikanlah kewarasan dan santuni ketuhanan, bangsa Melayu akan kembali tegak bermaruah.
0 Comments:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)